Back

Pound Sterling Melemah karena Sentimen Risk-Off, Prospek Ekonomi Buruk

  • Pound Sterling menghadapi sell-off yang intens karena dorongan penghindaran risiko dan lemahnya data aktivitas manufaktur.
  • Inflasi AS yang persisten meredam sentimen pasar.
  • BoE diprakirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk kedua kali berturut-turut.

Pound Sterling (GBP) turun dari tertinggi dua minggu karena prospek ekonomi Inggris melemah setelah produksi pabrik mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut. Pasangan GBP/USD memangkas sebagian besar kenaikan baru-baru ini karena data dari AS menunjukkan inflasi tetap berlanjut, mengurangi selera risiko para pelaku pasar. Manufaktur Inggris dan Produksi Industri secara keseluruhan turun pada bulan Agustus karena perusahaan-perusahaan memangkas belanja pada tenaga kerja dan inventaris karena prospek permintaan yang buruk.

Sell-off Pound Sterling diprakirakan akan lebih besar karena pembuat kebijakan Bank of England (BoE) Swati Dhingra mendukung penurunan suku bunga jika pertumbuhan ekonomi masih di bawah estimasi. Inggris diprakirakan akan tetap tertinggal dibandingkan negara-negara G7 lainnya karena mereka sedang kesulitan menghadapi kenaikan suku bunga, hubungan dagang yang buruk dengan Uni Eropa, dan kenaikan harga bensin.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Pound Sterling Terkoreksi Tajam di Tengah Lemahnya Data Pabrik Inggris

  • Pound Sterling melanjutkan penurunan karena aktivitas pabrik Inggris mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut.
  • Perusahaan-perusahaan Inggris melaporkan penurunan aktivitas manufaktur pada bulan Agustus di tengah prospek permintaan yang suram di pasar domestik dan luar negeri.
  • Produksi Industri Bulanan pada bulan Agustus mengalami kontraksi lebih tinggi 0,7%, sementara investor memprakirakan penurunan 0,2%. Pada periode yang sama, Produksi Manufaktur turun 0,8%, dua kali lipat ekspektasi turun 0,4%.
  • Pada basis tahunan, Produksi Industri naik 1,3%, di bawah prakiraan 1,7% tetapi lebih tinggi dari sebelumnya 1%. Produksi Manufaktur naik 2,8%, lebih rendah dari ekspektasi dan angka bulan Juli masing-masing 3,4% dan 3,1%.
  • Meskipun data pabrik masih lemah, Produk Domestik Bruto (PDB) bulanan naik 0,2% di bulan Agustus, sesuai prakiraan. Pada bulan Juli, PDB mengalami kontraksi 0,6%.
  • Tidak adanya bukti yang cukup bahwa perekonomian Inggris dapat pulih mungkin membuat Pound Sterling melemah.
  • Perekonomian Inggris sedang menghadapi guncangan ekonomi, yang disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja, tingginya suku bunga, inflasi tinggi, dan hubungan perdagangan yang buruk dengan Uni Eropa. Hal ini dapat memaksa Bank of England untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk kedua kali berturut-turut pada bulan November.
  • Pada bulan September, BoE secara mengejutkan menghentikan sejenak pengetatan suku bunga setelah 14 kali kenaikan suku bunga berturut-turut menjadi 5,25%, sebuah langkah yang menegaskan bahwa para pengambil kebijakan khawatir terhadap prospek perekonomian.
  • Menurut prakiraan IMF, Inggris akan menjadi negara G7 dengan pertumbuhan paling lambat tahun depan.
  • Pada hari Rabu, pembuat kebijakan BoE Swati Dhingra mendukung penurunan suku bunga lebih cepat jika tingkat pertumbuhan turun melebihi ekspektasi. Dia lebih lanjut menambahkan bahwa perekonomian Inggris telah ‘datar’, dan hampir 25% dampak dari kenaikan suku bunga telah diserap oleh perekonomian.
  • Setelah data aktivitas pabrik Inggris, investor akan mengalihkan fokus ke data pasar tenaga kerja untuk bulan Agustus, yang akan dipublikasikan pada hari Selasa.
  • Sentimen pasar berubah menjadi hati-hati pada hari Kamis setelah data inflasi utama Amerika Serikat untuk bulan September ternyata lebih persisten dari prakiraan.
  • Sentimen pasar yang melemah memperbaiki daya tarik Dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) menemukan minat beli di dekat 105,50 dan pulih dengan cepat hingga mendekati 106,60.
  • Investor memprakirakan Federal Reserve (The Fed) dapat mengakhiri tahun ini dengan menaikkan suku bunga sekali lagi sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 5,50%-5,75% karena kemajuan dalam mengendalikan inflasi menuju 2% tampaknya telah melambat.

Analisis Teknis: Pound Sterling Pullback ke Dekat 1,2200

Pound Sterling kesulitan mendapatkan pijakan yang kokoh karena tingginya inflasi AS mengurangi sentimen pasar. Prospek pasangan GBP/USD melemah karena gagal bertahan di atas Exponential Moving Average (EMA) 20-hari di 1,2258. Bias Cable yang lebih luas adalah bearish karena EMA 50-hari dan 200-hari telah menunjukkan death cross.

Nagel, ECB: Saya Dapat Meyakinkan Kami Tidak akan Beristirahat Sampai Kami Berhasil Atasi Inflasi yang Tinggi

Pengambil kebijakan European Central Bank (ECB) dan Kepala Bundesbank Joachim Nagel, dalam pidatonya yang dijadwalkan pada hari Jumat, mengatakan bahw
مزید پڑھیں Previous

M2 Money Supply (YoY) Cina September Keluar Sebesar 10.3%, Di Bawah Harapan (10.7%)

M2 Money Supply (YoY) Cina September Keluar Sebesar 10.3%, Di Bawah Harapan (10.7%)
مزید پڑھیں Next