Back

Nilai Tukar Rupiah Stabil di 16.200 saat Bursa Domestik Libur, Pasar Tunggu Data PCE AS

  • Rupiah bertahan di level 16.200 pada Jumat, di tengah volume tipis karena libur bursa; mencatat penguatan tiga hari beruntun.
  • Dolar AS tertekan usai data PDB AS menyusut 0,5%, sementara lonjakan pesanan barang tahan lama dibayangi naiknya Klaim Pengangguran Lanjutan.
  • Investor menunggu rilis data PCE AS, yang akan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga The Fed dan potensi penguatan USD lebih lanjut.

Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dolar AS (USD) tetap stabil di level 16.200 pada perdagangan Jumat, di pasar spot dengan volume yang cenderung tipis saat bursa Indonesia libur untuk memperingati Tahun Baru Hijriyah. Rupiah mencatat penguatan tiga hari berturut-turut, didorong oleh meredanya tensi geopolitik antara Iran dan Israel serta sikap The The Fed yang masih menahan suku bunga. Pada Kamis, pasangan mata uang USD/IDR ditutup melemah 0,53% ke posisi 16.228.

Dolar AS Melemah setelah Data PDB Mengecewakan

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) kembali melemah ke 97,37 menjelang sesi Eropa, setelah sempat menguat ke 98,77 sehari sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal pertama yang menyusut 0,5%, lebih buruk dari estimasi pasar sebesar -0,2%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan impor dan penurunan belanja pemerintah.

Di sisi makroekonomi lainnya, pesanan barang tahan lama AS melonjak 16,4% pada Mei menjadi $343,6 miliar, jauh melampaui ekspektasi. Kenaikan signifikan terutama berasal dari sektor peralatan transportasi yang naik 48,3%. Namun, angka pengangguran mingguan turun tipis menjadi 236.000, sementara Klaim Tunjangan Lanjutan naik menjadi 1,974 juta, menandakan pasar tenaga kerja masih cukup kuat.

Data tersebut memicu spekulasi bahwa tingkat pengangguran nasional berpotensi meningkat dari 4,2% menjadi 4,3% pada Juni. Prospek tersebut menambah tekanan terhadap Federal Reserve (The Fed) untuk segera melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga pada bulan Juli dan membuka ruang bagi pelonggaran moneter lebih lanjut menjelang akhir tahun.

“Kemungkinan besar tingkat pengangguran akan naik sedikitnya ke 4,3% pada Juni, dengan risiko yang cukup besar untuk mencapai 4,4%,” ujar Abiel Reinhart, ekonom di JP Morgan, seperti dilansir Reuters.

Kesepakatan Tanah Jarang AS-Tiongkok Disambut Dingin, Pasar Asia Masih Tunggu dan Lihat

Kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok untuk mempercepat pengiriman tanah jarang sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan dagang mendapat sambutan positif yang terbatas di bursa Asia. Meskipun perjanjian ini dipandang sebagai langkah penting dalam menstabilkan rantai pasok global, khususnya di sektor teknologi dan manufaktur, respons pasar cenderung hati-hati.

“Mereka akan mengirimkan tanah jarang kepada kita, dan sebagai imbalannya, kita akan menghentikan tindakan penanggulangan yang telah diterapkan,” ujar Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam wawancara dengan Bloomberg News.

Indeks Nikkei 225 Jepang mencatat lonjakan 1,33%, diuntungkan oleh sentimen ekspor dan pelemahan tipis Yen. Sementara itu, indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,83%, terseret oleh tekanan di sektor teknologi. Di Tiongkok, Indeks Shanghai dan Hang Seng masing-masing turun 0,63% dan 0,43%, mencerminkan keraguan investor terhadap dampak jangka pendek kesepakatan tersebut. Pasar tampaknya menunggu langkah nyata dan implementasi teknis lebih lanjut sebelum merespons secara lebih agresif.

Pasar Mencermati Data PCE AS: Penentu Arah Suku Bunga The Fed dan Potensi Penguatan Dolar

Investor kini menantikan rilis data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) Amerika Serikat yang dijadwalkan keluar pada Jumat ini, sebagai acuan lebih lanjut mengenai arah kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The The Fed. Konsensus pasar memprakirakan kenaikan 0,1% secara bulanan dan 2,6% secara tahunan untuk PCE Inti pada Mei. Jiak data yang dirilis melampaui ekspektasi pasar, hal ini dapat memperkuat pendekatan “tunggu dan lihat” yang diterapkan oleh Ketua The Fed Jerome Powell, serta mendorong penguatan Dolar AS yang berpotensi mengangkat nilai tukar USD/IDR.

“Perlu ditekankan bahwa dampak inflasi akibat tarif belum sepenuhnya tercermin dalam data saat ini, sebagian karena penurunan persediaan dan faktor lainnya. Namun, lonjakan harga kemungkinan akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang,” tulis Yohay Elam, Analis Senior FXStreet, dalam laporannya.


Indikator Ekonomi

Belanja Konsumsi Perorangan Inti - Indeks Harga (Thn/Thn)

Belanja Konsumsi Perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) Inti, yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi, mengukur perubahan nilai semua barang dan jasa yang dibeli oleh penduduk AS pada periode tertentu, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif. Data triwulanan dirilis dalam laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih luas. Data tersebut merupakan proksi untuk belanja konsumen, pendorong utama ekonomi AS. Secara umum, pembacaan yang tinggi dianggap sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dianggap sebagai bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Jun 27, 2025 12.30

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 2.6%

Sebelumnya: 2.5%

Sumber: US Bureau of Economic Analysis

Setelah menerbitkan laporan PDB, Biro Analisis Ekonomi AS merilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bersama dengan perubahan bulanan dalam Pengeluaran Pribadi dan Pendapatan Pribadi. Pembuat kebijakan FOMC menggunakan Indeks Harga PCE Inti tahunan, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, sebagai pengukur utama inflasi mereka. Pembacaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat membantu USD mengungguli para pesaingnya karena akan mengisyaratkan kemungkinan pergeseran hawkish dalam panduan ke depan The Fed dan sebaliknya.

Prakiraan Harga USD/CAD: Tetap Lemah Sekitar 1,3650 karena Bias Bearish yang Persisten

Pasangan mata uang USD/CAD tetap stabil setelah mencatat kerugian lebih dari 0,50% di sesi sebelumnya, diperdagangkan di sekitar 1,3650 selama jam perdagangan sesi Asia pada hari Jumat
مزید پڑھیں Previous

Pejabat ECB, Knot: Bank Sentral Mungkin Perlu Mempertahankan Suku Bunga untuk Beberapa Waktu

Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Klaas Knot mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral mungkin perlu mempertahankan suku bunga tetap untuk beberapa waktu
مزید پڑھیں Next